Samsung Galaxy A16 5G Setelah 3 Bulan, Masih Jagoan?

Tidak terasa (hampir) 3 bulan sudah aku lalui bareng Samsung Galaxy A16 5G. Ponsel pintar yang baru dirilis Samsung Indonesia akhir November lalu ini memberikan kesan positif selama penggunaan yang aku rasakan. Apa saja?

Desain

Buatku, nilai tambah pertama dari Samsung Galaxy A16 5G ada di desain yang simpel dan berkesan elegan. Dari belakang, sekilas hampir sama dengan Samsung Galaxy S24 FE yang punya warna serupa. Material plastik yang dipakai di Samsung Galaxy A16 5G pun dibuat tidak nampak murahan. Ada IP54 juga bikin tidak khawatir saat dibawa jalan terkena gerimis tipis karena sudah musim hujan.

Pasti ada yang berkomentar, layar poni dan dagu tebal enaknya apa? Psst, coba dulu pakai untuk menonton atau bermain game. Memang bukan desain layar terbaik di kelas harganya, tetapi ketajaman warna sAMOLED khas Samsung di layar 6,7″ memberikan kenyamanan tersendiri.

Peforma

Dimensity 6300+ hadir menjadi chipset yang diandalkan oleh Samsung Galaxy A16 5G. Dipadukan RAM 8GB dan memori internal UFS 256GB, rasanya sudah cukup banget buatku dalam pemakaian harian. Hasil uji dengan Antutu yang konsisten di angka 400ribuan pun terlihat lumayan.

Untuk game yang rutin aku mainkan seperti Ashpalt dan eFootball sama sekali tidak ada kendala. Bahkan di eFootball selalu aku mainkan dalam mode grafis tinggi dan dapat dijalankan dengan nyaman. Sesekali ada frame drop tentu, tapi tetap bisa memainkan game dengan baik. Menariknya lagi, selama aku pakai hampir 3 bulan ini, bisa dikatakan suhu dari Samsung Galaxy A16 5G cenderung stabil ademnya.

Baterai

Satu hal yang paling aku sukai dari Galaxy A16 5G adalah ketahanan baterainya yang 5.000 mAh. Selama (hampir) 3 bulan pemakaian, rasanya tidak pernah baterai habis dalam sehari pemakaian. Seringkali 2 hari baru baterai minta diisi kembali. Bahkan bila sedang santai dan jarang dipakai, bisa tembus 3 atau 4 hari.

Betul memang Samsung Galaxy A16 5G ini bukan menjadi ponsel utama yang aku pakai. Namun intensitas pemakaianku di Samsung Galaxy A16 5G cenderung tinggi. Utamanya untuk bermain game dan media sosial, sesekali streaming di layanan OTT favorit. Jarang menggunakan wifi karena aku memang hampir selalu pakai paket data.

Dengan skema penggunaan demikian, masih bisa mendapati daya tahan baterai sampai 2 hari-an dengan sudah luar biasa sih. Dari grafik pemakaian baterai juga terlihat, saat tak digunakan (mode standby) bisa dikatakan tidak ada daya baterai yang terbuang.

Software

Hal lain yang jadi favorit dari Samsung Galaxy A16 5G, tentu One UI yang kaya akan fitur dan tampilan yang memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Apalagi bila kita punya lebih dari satu perangkat Samsung, dan kesemuanya terhubung dengan akun Samsung yang sama, bisa menikmati ekosistem yang seamless.

Contohnya seperti saat aku menyalin (copy) satu baris atau paragraf di Samsung S23, aku bisa menyematkan (paste) di Samsung A16 5G. Demikian pula sebaliknya. Atau ketika Galaxy Buds yang aku pakai akan langsung mendeteksi dan berpindah ke ponsel Samsung yang sedang aku gunakan. Simpel dan hal kecil sih, tapi bikin nyaman.

Jaminan keamanan karena hadir Samsung Knox Vault pun menjadi alasan lain. Ditambah ada Samsung Pass yang bikin aku bisa login ke semua aplikasi hanya dengan sentuh sensor sidik jari.

Dukungan pembaharuan perangkat lunak sampai 6 tahun (6 generasi Android) pun menjadi jaminan yang tak terkalahkan di kelasnya. Karena dirilis dengan Android 14 jadi Samsung Galaxy A16 5G masih akan bisa mendapat Android 20 nanti. Suatu hal yang tidak kita temukan di ponsel pintar midrange lainnya.

Kamera

Hadir dengan konfigurasi tiga kamera, hasil foto dari Samsung Galaxy A16 5G buatku pribadi sudah cukup. Jelas bukan yang terbaik, tetapi bila melihat harganya dan kelebihan sektor lain yang ditawarkan jadi rasanya wajar saja.

Dalam kondisi terang, tidak ada yang bisa kita keluhkan. Tangkapannya detail, tajam, saturasi pun cukup terlihat meski tidak se-gonjreng di Samsung S series (jelas sih). Dalam kondisi terang, mode potrait dan zoom digital juga masih enak digunakan.

Namun bila kondisi gelap, kurang cahaya, atau saat malam, hasil fotonya memang tidak konsisten. Kadang terlihat menarik, namun adakala terlihat banyak noise. Meski memang tetap sudah bisa menangkap apa yang ingin kita abadikan. Disarankan mengaktifkan mode malam, dan tangan stabil, agar hasil foto lebih optimal.

Lensa ultrawide dan kamera makro yang turut disematkan di Samsung Galaxy A16 5G jarang aku gunakan. Selain karena beberapa waktu belakangan aku lebih menyukai mengambil foto dengan lensa tele di Samsung S series, kualitas hasil foto lensa ultrawide dan makro di Samsung A16 5G ya bisa dikatakan sebatas ada. Meski dalam beberapa skenario pemakaian, hasil bagus bisa didapatkan.

Kamera depan juga jarang aku pakai sih. Padahal kamera depan di Samsung A16 5G sudah cukup baik. Hanya saja, aku memang tidak doyan selfie. Jadi sebatas ambil seadanya untuk menguji.

Untuk video, agak jarang aku pakai. Karena hasil video dari Samsung Galaxy A16 5G maksimal hanya sampai FHD 30fps dan saturasi warna yang kurang terlihat. Tidak adanya OIS juga membuat hasil video tidak sestabil di ponsel dengan OIS. Meski di Samsung A16 5G ini ada EIS, jadi agak terbantu untuk menstabilkan hasil gambar secara digital.

Setelah 3 bulan …

Saat ini harga di pasaran, Samsung Galaxy A16 5G dijual dengan kisaran Rp3,4juta – Rp3,5juta. Sedikit lebih murah dari harga saat dirilis November 2024, Rp3,799juta. Dengan harga Rp3juta-an, Samsung Galaxy A16 5G memang menarik perhatian.

Bila dirasa kemahalan, ada opsi Samsung Galaxy A16 yang di pasaran kini harganya Rp2,7juta-an saja. Dengan pelbagai keuntungan dan kelebihan yang ada, bisa saja Samsung Galaxy A16 series kembali merajai penjualan Android di ranah global.

Atau dengan harga yang sama, bisa melirik Samsung A25 dan A34 yang kini berada di kisaran harga setara. Jadi Samsung mana nih yang menarik di kelas Rp3juta-an?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: